TIGA MUTIARA NASEHAT
SETELAH RAMADHAN
OLEH : Ustadz Ali saman Hasan , Lc.
www.alisamanhasan.blogspot.com
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Allah subhanu wataa’la, dzat Yang telah menciptakan semesta alam, mengaturnya, mehidupkannya dan mematikannya. Tidak ada kekuatan dan kejayaan kecuali kekuatan dan kerajaan Allah yang Maha Abadi, tidak ada sekutu bagi Nya, Yang Maha Memaksa akan kehendakNya dan Perkasa dan tidak ada yang disembah kecuali Allah subhanu wata’ala.
Shalawat serta salam semoga terjunjung tinggi kepada nabi kita Muhammad bin Abdullah, nabi akhir jaman dan tidak ada lagi nabi setelahnya. Nabi yang telah gigih berjuang menegakkan agama Islam ini, dengan kesungguhan, kesabaran dan ketabahan, dan keridhaan Allah selalu menyertai para sahabatnya dan mengikutinya sampai akhir hayat mereka.
Maasyiral Muslimin wal Muslimat !
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahi hamdu….
Dipagi nan cerah ini, kita bersyukur kepada Allah subhanu wata’la yang telah melimpahkan ni’mat dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga kita mampu malangkahkan kaki kita untuk melakukan shalat iedul fitri di tempat ini. Mudah-mudahan Allah memberkahi kita semua dan kita masuk didalam golongan orang-orang yang bertaqwa kepada Allah dengan sesungguhnya seperti firman Allah :
ﭧ ﭨ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ ﭽ ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪ ﭫ ﭬ ﭭ ﭮ ﭯ ﭰ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. (QS. 2:183)
Kemarin kita masih mendengarkan tilawah al-Qur’an al-Karim, kemarin kita masih mendengarkan orang berkumpul dimasjid untuk melakukan shalat terawih, kemarin kita masih menyaksikan hiruk-pikuknya orang menyiapkan hidangan sahur dan buka puasa. Baru sebentar tidak terasa ternyata kita sudah selesai dan berpisah dengan bulan yang kita cintai, bulan Ramadhan, bulan penuh rahmat dan berkah dari Allah ta’ala bulan yang diturunkan didalamnya al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia kedalam jalan yang lurus sirathal mustaqim.
Kebiasan kita dalam beramal sholeh di bulan Ramadhan adalah bukti keimanan kita kepada Allah subhanahu wata’la, dan bentuk aplikasi nyata dalam kehidupan kita yang modern ini, jaman yang menjadikan dunia sebagai ukuran dan tidak memperdulikan urusan akhirat mereka, maka ketika seorang tidak bisa memanfaatkan ramadhan dengan sebaik-baiknya dia telah merugi dan masuk golongan orang yang tertipu dengan dunia, Ini adalah sunnatullah karena Allah jadikan bulan ramadhan adalah furqan / pembeda dengan orang-orang yang telah berada dibulan Ramadhan tapi mereka tidak bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Melalui khutbah Iedul Fitri saya terpanggil untuk memberikan nasehat penting yang sangat berguna untuk mempertahakan keimanan kita semua di hari-hari yang akan datang sampai ajal menjemput kita. Nasehat ini adalah 3 (tiga) utaian Mutiara yang hilang setelah kita berhari raya iedul fitri ini. Ini merupakan salah satu nikmat Allah subhanu wata’ala yang ditundukan kepada kaum mu’minin dengan saling kasih mengasihi, dan cinta mencintai karena Allah dalam bentuk nasehat dan menasehati sesamanya, firman Allah;
ﭧ ﭨ ﭽ ﭟ ﭠ ﭡﭢ ﭣ ﭤ ﭥ ﭦ ﭧ ﭨ ﭩ ﭪ ﭫ ﭬ ﭭ ﭮ ﭯ ﭰﭱ ﭲ ﭳ ﭴ ﭵ ﭼ الأنفال: ٦٣
Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 8:63)
I, Nasehat Pertama ;
Firman Allah ta’ala ;
ﭧ ﭨ ﭽ ﮄ ﮅ ﮆ ﮇ ﮈ ﮉ ﮊ ﮋ ﮌ ﮍ ﮎ ﮏ ﮐ ﮑ ﮒ ﮓ ﮔ ﮕ ﮖﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜ ﮝ ﮞ ﭼ المائدة: ٢٧
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain(Qabil). Ia berkata (Qabil):"Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil:"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa". (QS. 5:27)
Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan yang dilakukan oleh seorang yang behati ikhlas mengaharapkan keridhaan Allah subhanu wata’ala semata dan tidak mengaharapkan pahala dan ganjaran dari yang lainnya.hal ini ditegaskan oleh Rasullah shallahu alaihi wasalam dalam sabdanya ;
عَنْ شَدَّادٍ أَبِى عَمَّارٍ عَنْ أَبِى أُمَامَةَ الْبَاهِلِىِّ قَالَ:جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ أَرَأَيْتَ رَجُلاً غَزَا يَلْتَمِسُ الأَجْرَ وَالذِّكْرَ مَا لَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لاَ شَىْءَ لَهُ فَأَعَادَهَا ثَلاَثَ مَرَّاتٍ يَقُولُ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لاَ شَىْءَ لَهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِىَ بِهِ وَجْهُهُ. أخرجه النسائي 6/25 وفي "الكبرى" 4333 .
Dari Sahabat Syadad abu Ammar dari abuUmamah Al bahily dia berkata ; telah datang seseorang kepada nabi shalallahu alaihi wasalam, dan orang itu berkata ; “ ya rasullah bagaimana menurut engkau tentang seorang yang berperang untuk mendapatkan upah dan sebutan nama baiknya, maka nabi shallahu’alaihi wasalam berkata ; “Dia tidak akan mendapatkan apa-apa “dan beliau mengulanginya 3 kali dan nabipun mengulanginya lagi dan mengatakan ; tidak berguna , kemudian beliau mengatakan sesungguhnya Allah menerima dari amalan yang ikhlas dan mengharapkan dengan amalan tadi wajahNya”. Dikeluarkan oleh An-nasai .
عَنْ ثَوْبَانَ ، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ، أَنَّهُ قَالَ: " لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي ، يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا ، فَيَجْعَلُهَا اللهُ ، عَزَّ وَجَلَّ ، هَبَاءً مَنْثُورًا. قَالَ ثَوْبَانُ : يَا رَسُولَ اللهِ ، صِفْهُمْ لَنَا ، جَلِّهِمْ لَنَا، أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ. قَالَ : أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ ، وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ ، وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ ، وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللهِ انْتَهَكُوهَا". أخرجه ابن ماجة (4245) الألباني في "السلسلة الصحيحة" 2 / 18, حديث رقم : 5028 في صحيح الجامع .
Dari sahabat Tsauban dari nabi shallahu alaihi wasalam bahwasannya nabi shallahu alaihi wasalam berkata ;” Sesungguhnya aku mengetahui tentang keadaan sebagian dari umatku, yang mana mereka akan datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan sebesar gunung-gunung yang ada di tihamah yang putih (nama suatu daerah), kemudian Allah subhanu wata’ala menjadikannya sirna dan hilang dari pandangannya dan sia-sia. Berkata Tsauban ; Ya Rasullah, siapakah mereka itu terangkan kepada kami semua, agar kita tidak menjadi golongan mereka dan kami tidak mengetahuinya. Nabi shallahu alaihi wasalam berkata ; Sesungguhnya mereka itu adalah saudara-saudara kalian dan dari kulit kalian mereka menfaatkan malam mereka seperti kalian memanfaatkannya akan tetapi mereka itu apabila berada didalam apa yang diharamkan oleh Allah mereka mengerjakannya.” Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan disahkan oleh Al bani silsilah hadits shahih 2/18.
Ali bin abi Thalib pernah mengatakan : “ Wahai manusia jadilah kalian orang-orang yang mengharapkan amalan kalian diterima Allah ta’ala dengan do’a yang lebih keras dan lebih kencang dari pada orang yang sedang beramal kepada Allah.Karena Allah ta’ala berfirman ;” Sesungguhnya Allah hanya menerima amalan dari orang-orang yang bertaqwa kepadanya (surat al maidah ayat 27 )
Itulah gambaran assalafus shalih dalam beramal kepada Allah ta’ala, mereka tidak pernah akan puas dengan apa yang mereka amalankan, akan tetapi terus-menerus berharap kepada agar amalan diterima disisiNya.Sehingga pada momentum yang sama seorang khalifah Umar bin abdul aziz rahimahullah, suatu hari pernah keluar untuk melaksanakan shalat iedul fitri dan beliau berkhutbah didalamnya beliau berlata ; “ Wahai manusia kalian telah berpuasa 30 hari, dan kalian telah melakukan sholat tarawih 30 malam dan hendaklah kalian pada hari ini berdo’a meminta kepadaNya agar amalan kita semua diterima disisiNya!” itu anjuran sang kahlifah yang adil selalu takut kalau-kalau amalannya tidak diterima oleh Allah ta’ala, kekhawatiran inilah yang menjadikan mereka terus menerus menjaga agar tetap beristiqamah dijalan Allah ta’ala. Dahulu para salaf shalih dari kalangan para sahabat nabi dan oranr-orang yang meniti jejak mereka, apabila telah datang kepada mereka pengumuman akan datangnya hari raya iedul fitri, wajah mereka menjadi sedih ibarat daun yang layu karena tidak terkena siraman air, hutan yang gersang karena tidak ada hujan, dan ketika seorang mengatakan kepada mereka ; “ Ada apakah dengan wajah kalian yang sedih ? bukankah sekarang ini adalah hari raya ?maka mereka menjawab : Benar ini adalah hari raya akan tetapi aku adalah seoarang budak yang diperintahkan oleh majikanku untuk beramal shalih tetapi aku tidak mengerti apakah amalanku diterima disisiNya ataukah tidak ?
Harapan mulia dari contoh dan suri tauladan kita -assalaf shalih- radhiyallahu anhum, manakah diantara kita yang akan mengikuti jejak mereka? Berkata seorang penyair ;
Sesungguhnya apabila seorang tidak memakai pakaian taqwa……
Orang itu adalah orang yang telanjang meskipun dia berbusana…..
Sebaik-baik busana adalah keta’atan kepada Allah…
Dan tiada kebaikan dalam busana ketika ia berbuat maksiat kepadaNya…
Ketakutan yang ada pada diri mereka semata-mata karena merindukan keridhaan Allah atas diri mereka sehingga mereka terhindar dari sengatan api neraka yang amat panas, sebuah kisah orang shalih pernah dibawakan oleh pengarang kitab Hilyatul Auliya ;
“ Pernah suatu ketika Soleh bin mary bercerita tentang pamannya, Malik bin dinar : Pamanku masuk kekamarnya dan tidak pernah keluar kecuali ketika fajar subuh itu datang , kemudian aku penasaran dan aku mengawasi pamanku dengan masuk kekamarnya dan aku sembunyi dibawah ranjangnya, beliau kemudian masuk dan takbir untuk melakukan shalat maka aku mendengarkan suara rintihan kecil seperti seorang yang terkena jarum yang tajam ternyata beliau menangis senantiasa beliau melakukan hal ini dan terus melanjutkan shalatnya sehingga datang waktu subuh dan ketika beliau bertasbih, beliau berkata ; “ Ya Allah apabila engakau kumpulkan orang-orang yang telah mendahului kami dan orang-orang yang hidup setelah mereka di hari kiamat kelak maka haramkan neraka atas wajahku ini Ya Allah…..
II.NASEHAT YANG KEDUA ;
JANGANLAH BERPALING DARI KETAATAN MENUJU KEMAKSIATAN, DARI HIDAYAH MENUJU KESESATAN TERUSLAH BERISTIQAMAH
Firman Allah :
ﭧ ﭨ ﭽ ﮫ ﮬ ﮭ ﮮ ﮯ ﮰ ﮱ ﯓ ﯔ ﯕ ﯖ ﯗ ﯘ ﯙ ﯚ ﭼ المائدة: ٢١
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena kamu takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (QS. 5:21)
Ma’asyiral Muslimin wal Mulimat’
Allahu Akbar, Allahu Akbar Allahu Akbar
Hati kita masih basah dengan iman yang kita laksakan di bulan Ramadhan kemarin, kita merasakan munajat kepada Allah, manisnya iman dengan tilawah qur’an, tarawih, ruku, sujud dan sebagainya kita telah merasakannya Untuk menjaga ini semua dimanakan Istiqamah, janganlah kita mundur lagi akan tetapi terus lanjutkan dan maju dengan Iman yang pernah kita pupuk dan taman di bulan Ramadhan. Seoarang yang berpaling atau naudzu billah min dzalika dia murtadz maka akan menjadi makan empuk syaitan dan akan dipalingkanya dari jalan yang lurus , lihatlah kepada firman Allah ta’ala :
ﭧ ﭨ ﭷ ﭸ ﭹ ﭺ ﭻ ﭽ ﮖ ﮗ ﮘ ﮙ ﮚ ﮛ ﮜﮝ ﮞ ﮟ ﮠ ﮡ ﮢﮣ ﮤ ﮥ ﮦ ﮧ ﮨ ﮩ ﮪ ﮫ ﮬﮭ ﮮ ﮯ ﮰ ﮱ ﯓ ﭼ الحج: ١١
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi;maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (QS. 22:11)
Berkata As Syeikh Al SA’dy; “ Diantara manusia ada yang memiliki lemah Iman dan tidak masuk Imannya kedalam hatinya dan belum bercambur dengan keceriannya hidupnya akan tetapi iman tadi masuk karena ketakutan dia kepada Allah, atau karena kebiasaan manusia yang ada disekelilingnyadan ketika ada ujian dia tidak sangguh bertahan. (maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu), maka jika rizkinya lancardan tidak ada yang merintanginya dia akan tenang dengan keimanan yang ada didalam dirinya bukan karena Imannya tapi karena yang lainnya, insya Allah dia akan dimaafkan oleh Allah. Akan tetapi akalau dia berbalik kebelakang dan murtadz maka dia akan merugi dunia dan akhirat.
disebutkan dalam perkataan Ali bin abi Thalib : “ Sesungguhnya hati itu memiliki maka maju dan masa mundur, maka apabila mendapatkan yang pertama bawalah hati tersebut untuk menjalankan ketaatan kepadanya dengan melaksanakan yang sunnah-sunnah dan apabila dalam kondisi yang kedua maka bawalah untuk mengamalkan yang wajib-wajib saja.
III. NASEHAT YANG KETIGA ;
SEBAIK-BAIK AMALAN KEPADA ALLAH TA’ALA ADALAH YANG KONTINU MESKIPUN SEDIKIT
Dalam masalah ini, Islam telah memberikan solusi dalam beramal dengan prinsip sedikit dan menuai pahala yang banyak disisi Allah, karena Allah ta’ala tidak akan memberatkan suatu amalan kecuali dengan yang dimampui oleh seoarang hamba;
ﭧ ﭽ ﯗ ﯘ ﯙ ﯚ ﯛ ﯜﯝ ﯞ ﯟ ﯠ ﯡ ﯢ ﯣﯤ ﰎ ﭼ البقرة: ٢٨٦
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. dia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.." (QS. 2:286)
عَنْ عَائِشَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ؛ أنَهَا قَالَتْ: سُئِلَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم : أي الأعمال أحَبُّ إلى اللَّهِ ؟ قَالَ : أدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ . وَقَالَ : اكْلُفُوا مِنَ الأعمال مَا تُطِيقُونَ. أخرجه أحمد 6/176 والبخاري 8/122 و"مسلم" 2/189.
Dari Aisyah radhiyallah anha : dia berkata : telah ditanya nabi shallahu alaihi wasalam oleh Aisyah dan beliau menjawab; “ Ya Rasullah manakah amalan yang paling dicintai oleh Allah ta’ala ? beliau menjawab; Amalan yang paling kontinu meskipun sedikit, beliau berkata lagi, lakukanlah amalan yang kalian mampu untuk melakukannya.” Diriwayatkan oleh Ahmad 6/176-Al bukhari, dan Muslim 2/189.
Betapa besar perhatian nabi kita kepada umatnya, beliau telah menunjukkan amalan yang ringan yang dimampui oleh umatnya. Sementara amalan yang besar dan berat yang akan membebani umatnya beliau hindarkan, ditakutkan kalau akan memberatkan umatnya dan umatnya menjadi bosan dan jemu terhadap perintah-perintahnya. Sehingga beliau pernah mengatakan dalam satu sabdanya” Janganlah engkau menjadi seperti fulan dan fulan dahulu dia melakukan sholat malam namun sekarang dia telah meninggalkannya.termasuk amalan-amalan yang dianjurkan dan disunnahkan oleh nabi kita Muhammad shallahualaihi wasalam adalah berikut ini :
1. Puasa enam hari dibulan syawal, barang siapa yang berpuasa ramadhan dan kemudian ia ikuti dengan enam hari puasa dibulan syawal maka ibarat dia berpuasa 1 tahun penuh. Diriwayatkan dari hadits abu ayub al Anshori dan dikeluarkan haditsnya dalam kitab Musnad Imam Ahmad dan muslim dan Abu Dawud.
2. Puasa 3 hari pada setiap tanggal 13.14 dan 15 ( ayyamul bidh) seperti yang telah diriwayatkan oleh Abu Darda’ dari hadits Muslim 2//159.
3. Puasa di hari senin dan kamis seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah dari hadits Imam Ahmad dan Imam Malik.
4. Puasa di hari Asyuara ( 10 Muharram ) seperti dalam hadits Muslim 3/167.
5. Melakukan qiyamul lail ( shalat tahajjud ).
6. Melakukan shalat sunnah rawatib.
7. Melakukan shalat sunnah dhuha.
8. Membiasakan dzkir pagi dan sore.
9. Dan sebaiknya amalan tersebut diatas dilakukan dengan sembunyi-sembunyi dan hanya mengaharapkan ikhlas kepada Allah.
Mudah-mudahan apa saja yang kita amalkan di bulan ramadhan kemarin diterima Allah ta’ala dan menjadi timbangan kebaikan kita semua di hari kiamat kelak .
YA ALLAH JADIKANLAH KITA SEMUA TERMASUK SHOIMIN, QOIMIN …
YA ALLAH JADIKANLAH KITA SEMUA TERMASUK ORANG-ORANG MUTAQIN…
YAALLAH PERTEMUKANKAN KEMBALI JIWA DAN RAGA KAMI DENGAN RAMADHAN……
YA ALLAH JADIKANLAH AL QUR’AN SEBAGAI PETUNJUK KAMI…
JADIKANLAH IA SEBAGAI PENYEJUK HATI KAMI ….
JADIKANLAH IA SEBAGAI PENYELAMAT KAMI DI HARI KIAMAT…..
YA ALLAH
اللهم إني أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك ، أو أنزلته في كتابك ، أو علمته أحداً من خلقك ، أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلبي ، ونور صدري ، وجلاء حزني ، وذهاب همي وغمي , اللهم أعنا على ذكرك وشكرك , وحسن عبادتك .
YA ALLAH KARUNIKANLAH KEPADA KAMI TAQWA…
YA ALLAH KARUNIAKANLAH KEPADA KAMI ISTIQAMAH….
YA ALLAH JAUHKAN KAMI DARI API NERAKA DENGAN AMALAN YANG SEDIKIT YANG KAMI TELAH LAKUKAN …..
YA ALLAH JADIKANLAH HARI IEDUL FITRI INI ADALAH LAMBANG TAUBAT KAMI …
JADILAKANLAH HARI INI ADALAH PELEBUR DOSA KAMI ….
YA ALLAH TURUNKAN AMPUNANMU KEPADA IBU DAN BAPAK KAMI YANG TELAH MENDAHULUI KAMI…
DAN JUGA SAUDARA-SAUDARA KAMI YANG BERIMAN DARI SEBELUM KAMI…..
YA ALLAH BERIKANLAH KAMI KEBAIKAN DI DUNIA INI DAN DI AKHIRAT KELAK SESUNGGUHNYA ENGAKAU ADALAH DZAT YANG TIDAK PERNAH INGKAR JANJI.
TIGA MUTIARA NASEHAT
SETELAH RAMADHAN
Q
KHUTBAH IEDUL FITRI 1430H
OLEH :
USTADZ ALI SAMAN HASAN ,LC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar