TAUBAT
KEPADA
ALLAH
BAGIAN PERTAMA
OLEH : USTADZ ALI SAMAN HASAN,LC
SEMOGA KITA MENJADI ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG
Bertaubat kepada Allah adalah kembalinya seorang kepada Allah ta’ala. Menjauhkan dirinya dari Jalan orang yang dimurkai Allah dan jalan orang-orang yang sesat menuju jalan yang diridhai Allah, dengan cara orang yang bertaubat tadi menjalankan apa yang Allah cintai dari perbuatan dan amalan dan meninggalkan apa saja yang dilarangNYA, kembali kepada Allah terhadap apa yang dicintati adalah sebagian dari taubat dan meninggalkan apa yang dilarangnya adalah sebagian lainnya.
Dosa adalah penghalang antara dia dengan Allah yang dia cintai ketika ia berbuat dosa kepada Allah dan menjauhkan diri dari apa yang akan menjadikan Allah berpaling daripadanya adalah kewajiban, akan tetapi kewajiban tadi tidaklah terurai dalam satu ungkapan perkataan dan perbuatan kecualai dengan ilmu. Ketika seoarang hamba mengetahui terhadap apa yang diharamkan Allah maka dia akan menghindarinya dan ketika dia tahu akan jalan yang dicintainya dia akan segera menuju kesana. Dalam hal ini ungkapan Allah didalam al qur’an jelas sekali tentang wajibnya seorang bertaubat kepadaNya, firman Allah :
قال تعالى: وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [النور: 31]
Allah berfirman : (( Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman mudah-mudah kalian menjadi orang-orang yang beruntung )) an nur 31
Didalam ayat ini Allah mengajak orang-orang yang beriman untuk bertaubat kepadaNya setelah mereka mengatakan kata-kata Iman dan setelah mereka bersabar dalam menempuh hijrah dan jihad di jalan Allah ta’ala, kemudian Allah menggantungkan kata-kata mudah mudahan kalian menjadi orang-orang yang beruntung ( sukses) jika kalian bertaubat kepadaNya , jadi keberuntungan suatu umat dan suatu bangsa dengan cara mereka bertaubat kepada Allah ta’ala.
Kemudian didalam firman yang lain Allah menggolongkan orang yang tidak bertaubat masuk kepada golongan orang-orang yang dzalim;
وقال تعالى: وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ [الحجرات: 11]
Allah berfirman ;(( Dan barangsiapa yang belum bertaubat maka mereka termasuk golongan orang-orang yang dzalim)) al hujurat 11.
Allah ta’ala membagi menjadi 2 bagian ;1. Orang yangbertaubat 2. Orang yang belum bertaubat dan orang yang belum dan tidak mau bertaubat adalah orang yang dzalim karena dia telah mendzalimi dirinya karena tidak mengerti Allah yang akan mengampuni dosa dan dia telah menyia-siakan dirinya dan telah menghancurkan dirinya , Sesungguhnya Allah senantiasa menerima taubat seoarang hamba selam anyawa dia belum berada dalam kerongkongan.
عن عبد الله بن عمر بن الخطاب ب عن النبى خ قال: "إنَّ اللهَ عزَّ وجلَّ يقبلُ توبةَ العبدِ ما لم يُغَرغِرْ"
[رواه ابن ماجه، والترمذي، وحسنه الألباني]
Dari Abdullah bin Umar bin khatab dari Nabi Saw, sesungguhnya Allah menerima taubat seoarang hamba selama nyawanya belum sampai kekerongkongan mereka ( diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan At-tzirmidzi dan dihasankan oleh al bani ).
Pintu taubat kepada Allah senantiasa terbuka samapai datangnya hari kiamat, sampai terbitnya matahari dari arah barat, sampai bumi ini hancur karena datangnya kiamat, seperti dalam sabda beliau :
عن أبى موسى الأشعرىرضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "إنَّ اللهَ تعالى يَبسُطُ يدَه بالليلِ ليتوبَ مُسِيءُ النهارِ، ويَبسُطُ يدَهُ بالنهارِ ليتوبَ مُسِيءُ الليلِ حتى تَطلعَ الشمسُ مِن مَغربِها". [رواه مسلم]
Dari abu Musa al ‘asyari dari nabi Muhammad shallahu alaihi wasalam; “Sesungguhnya Allah ta’ala mebentangkan tanganNYA diwaktu malam hari untuk membuka pintu taubat bagi mereka yang telah bermaksiat disiang hari dan Allah ta’ala mebantangkan tanganNYA disiang hari untuk membuka pintu taubat bagi mereka yang berbuat dosa dimalam hari “ ( diriwayatkan oleh Muslim )
ALLAH CINTA DENGAN TAUBAT SEORANG MUKMIN
عن أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "لَلهُ أشدُّ فرحًا بتوبةِ عبدِهِ حينَ يتوبُ إليهِ مِن أحدِكم كانَ على راحلتِهِ بأرضِ فَلاةٍ، فانفلتَتَ منهُ وعليها طعامُهُ وشرابُهُ، فأَيِسَ منها، فأتَى شجرةً فاضطجعَ في ظِلِّها قد أَيِسَ مِن راحلتِهِ، فبينما هو كذلك، إذا هو بها قائمةً عندَهُ، فأخذ بخِطامِها ثم قالَ مِن شدةِ الفرحِ: اللهم أنتَ عبدي وأنا ربُّك؛ أخطأَ مِن شدةِ الفرحِ". [رواه مسلم]
Dari Anas bin malik dia berkata ; telah besabda Nabi shallahu alaihi wasalam ;” Allah sangat senang dengan taubatnya seoarang hamba ketika dia bertaubat kepadaNya dari pada kesenangan seorang diantara kalian yang kehilangan kendaraannya di tengan padang pasir yang sangat panas kemudian makanan dan minumannyapun juga ikut lenyap bersama untanya tadi ( kendaraannya), lalu dia berputus asa dari padanya, maka duduklah orang tadi menunggu dibawah naungan pohon dan berbaringlah ia dibawahnya dan dia telah putus asa dari kendaraannya, maka ketika ia bangun dari tidurnya dia mendapatkan kendaraannya sudah ada disampingnya maka dia langsung ambil kendalinya kemudia karena sangat gembira dia berkata : “ Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah tuhanmu, dia telah salah berkata karena sangat gembiranya. ( diriwayatkan oleh Muslim )
Kegembiraan dan kebahagian yang ada pada orang ini adalah suatu kebaikan dan kebajikan untuknya bukan kegembiraan untuk orang yang bertaubat dalam satu dosa yang dia menyakininya sebagai kesalahan, ini adalah sekedar gambaran akan sifat-sifat Allah yang mulia dan Allah memiliki sifat yang lebih dan berbeda daripada itu seperti yang telah diterangkan oleh Ahlu sunnah wal jamaah tentang sifat –sifat Allah yang mulia, kalau seandainya ada perumpaan yang lebih besar dari apa yang telah diungkapkan oleh nabi shallahu alaihi wasalm maka akan diungkapkan oleh beliau, akan tetapi tidak ada kegembiraan yang terjadi dengan orang ini karena setelah dia sendirian ditinggalkan oleh makanan dan minuman yang ia sediakan, ditengah padang pasir yang amat panas tidak ada sumber kehidupan disana, ternyata ia mendapatkan untanya sebagai tumpuan hidup dia setelah Allah ta’ala.
Maka perhatikanlah dengan teliti ! terhadap orang-orang yang melakukan kemaksiatan kepada Allah, dengan murka Allah kepadanya, Allah memalingkan rahmat, karunia dan kenikmatan hidup atas dirinya, namum ketika dia mau mengangkat tangnya ke langit bertaubat kepadaNya, Allah berbalik menerima dia dengan kebaikan, kelembutan dan kasih sayang yang lebih. Lebih dari seorang ibu kepada nakanya sendiri, seperti yang telah sering kita dengar cerita yang mashur dikalangan ibu-ibu, suatu saat anaknya pulang kesorean kerumahnya, maka sang ibupun dengan tega menutup pintu didepan mukanya dan dia mengakatan ; “Pergi lah engkau dariku jangan kembali kerumah ini ! dengan nada marah diucapkan seolah-olah bukan anak kandungnya sendiri, maka anak tadipun pergi meninggalkan rumahnya mencari siapa yang bias menampungnya, namum kerinduan kepada seorang ibu menjadikan dia kembali kerumahnya akan tetapi dia masih menunggu ibunya untuk membukakan pintunya, akhirnya ia pun memutuskan untuk tidur di pelataran rumahnya yang terbuka dingin karena angin malam dan nyamuk yang mengigiti tubuhnya, ketika ibunya mendengar rintihan anaknya dilur pintu, sang ibupun tidak rela akhirnya pintupun dibuka oleh ibu, dan dia berkata ;Sebetulnya ibu sangat saying sama kamu! Makanya jangan melanggar apa kata ibu begina akibatnya”. Inilah gambaran seorang ibu yang yang tadinya marah menjadi lunak hati dan iba melihat anaknya, Allah ta’ala lebih daripada itu semua.
عن النبي صلى الله عليه وسلم: "للهُ أرحمُ بعبادِه مِنَ الوالدةِ بولدِها". الصحيح
Dari nabi shallahu alaihi wasalam; “Allah lebih kasih saying kepada hambaNya daripada seorang ibu kepada anaknya”.
TAUBAT SEPANJANG UMUR
Keyakinan yang keliru dari sebagian orang bahwa dia masih memiliki umur panjang tidak mungkin akan dicabut umurnya dalam waktu dekat sehingga menjadikan dirinya semakin jauh dari taubat. Setiap kali kita berbuat dosa dan maksiat, kalau kita bias menjaga lisan kita dan anggota badan kita dari dosa, hati kita mungkin lupa akan dzikir kepada Allah, kalau hati kita ingat kepada Allah ta’ala maka mungkin ada anggota tubuh kita yang berbuat dosa, syaitan selalu membisikan kedengkian, kejahatan, dan sifat-sifat yang kotor kedalam hati kita sehingga kita beniat jelek dan lain sebagainya. Dosa bisa dating dari mana saja begitu pula taubat sepanjang hari dan umur tiada henti karena dengan taubat seorang akan senantiasa mensucikan hatinya;
قال النبي صلى الله عليه وسلم: "يا أيـها الناسُ! توبوا إلى اللهِ واستغفروه؛ فإني أتوبُ إلى الله وأستغفره في كلِّ يومٍ مائةَ مرةٍ". [أخرجه مسلم، وصححه الألباني]
Bersabda Nabi shallahu alaihi wasalam, “Wahai manusia bertaubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun karena aku bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepadanya setiap harinya seratus kali “ . dikeluarkan oleh Muslim dan disahkan oleh Albani .
SYARAT-SYARAT TAUBAT
Apabila taubat itu berkaitan dengan hak-hak Allah yang telah dia langgar, para ulama telah menetapkan ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu ; 1. Penyesalan, 2. Meninggalkan dosa dan 3. Bersikap keras untuk tidak melakukannya lagi.
Penyesalan akan dosa adalah keharusan dari taubat ketika seorang orang itu tidak menyesal berarti orang tadi ridha akan maksiat yang dia lakukan , penyesalan hati adalah merasakan sakitnya hati akan dosa dan kemaksiatan, karena kemasiatan dan dosa adalah sayatan pisau yang tajam yang telah melukai dirinya, cirri-cirnya dia senantiasa bersedih dan menangis seperti orang yang kehilngan anaknya ataupun orang yang telah di tinggal mati anakanya yang dia cintai. Maka manakah yang lebih utama anakanya yang hilang ataukah dirinya yang sedang sedih dan menyesal? Adapun yang kedua meninggalkan maksiatdan dosa adalah tidak mungkin bercampurnya rasa ini dan sikap ini dengan dosa yang ia akan lakukan . seorang yang telah memiliki rasa meninggalkan dosa tidak mungkin ia akan medekati dosa itu lagi, seperti seorang yang sedang sakit dengan sebab memakan suatu buah tidak mungkin dia akan memakan buah tadi kalau ternyata buah tadi akan menyebabkan dia akan menderita sakit lagi.adapun dosa dan maksiat yang berkaitan dengan hak-hak sesama manusia, maka dia harus menggantikan apa yang telah dia rusakkan atau dia ambil atau paling tidak dia meminta ridha dan kerelaan kepada orang yang memilikinya karena dia telah mengambil haknya, seperti yang telah diterangkan dalam
"مَن كانت له مَظلمةٌ لأخيهِ مِن عِرضِهِ أو شيءٍ فليتحلله منهُ اليومَ قبلَ أنْ لا يكونَ دينارٌ ولا درهمٌ، إنْ كانَ لهُ عملٌ صالحٌ أُخِذَ منه بقَدْرِ مَظلمتِه، وإنْ لم تكن له حسناتٌ أُخِذَ مِن سيئاتِ صاحبِه فحُمِلَ عليهِ". [رواه البخارى].
.“Barang siapa yang memiliki kedzaliman pada hak saudaranya atau kehormatannya atau sedikit daripadanya, maka hendaklah dia meminta pembebasannya atau penghalalannya dari padanya pada hari itu sebelum datangnya hari akhir yang tidak berlaku dinar dan dirham, maka kalau dia memiliki amal yang shaleh akan diambilkan daripadanya sebatas kedzalimannya dan apabila dia tidak memiliki kebaikan maka akan diambilkan dari kejelekannya dan dibebankan atasnya “ ( diriwayatkan oleh Imam Al bukhari ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar